Upikmanis’s Blog

Just another WordPress.com weblog

ah… sudah lah… April 7, 2009

Filed under: th3_@nt — upikmanis @ 9:41 pm

By: Dyan Eka Putriimg_0206

Malam itu Anna pulang dengan badan terasa layu… sangat menjemukan rutinitas kampusnya hari ini… dengan gontai dibuka juga akhirnya kaos kaki yang masih terpasang di kakinya dan melompat keatas kasur kost-kostan yang di tempatinya bersama Yenni, teman satu kamarnya yang umurnya terpaut 3 tahun lebih tua dari Anna.

Yenni tersenyum sambil mananyakan bagaimana kampus hari ini pada Anna. Namun dengan mata setengah mengantuk Anna hanya menjawab … ” ughhh biasa, rutinitas kok kak (sebutan Anna untuk Yenni) “. Yenni menyambung kalimatnya dengan mengatakan kalau tadinya ada telfon dari Andri, adiknya Yenni. Anna sontak berdiri sambil mengusap-usap punggung Yenni. Dan dengan suara malu-malu Anna menyambung bertanya, “… Andri nanya saya gak kak???…”. Yenni masih pura-pura sibuk dengan komputer yang ada di depan nya sambil menyelesaikan Tugas Akhirnya yang masih terbengkalai. Anna adalah seorang Mahasiswi Kedokteran tingkat 2 di sebuah Perguruan Tinggi Negeri yang berada di Pulau Jawa. Sedangkan Yenni adalah seorang Mahasiswi Teknik Listrik pada Politeknik Negeri di Universitas yang sama. Persahabatan mereka terjalin sangat alami dan memang ada sesuatu diantara kedekatan mereka. Anna sedang menyukai salah seorang dari 3 adik kandung Yenni yang bernama Andrico Saputra. Anaknya mempunyai kepribadian yang sangat tenang dan sangat berwibawa. Dan salah satu yang sangat membuat Anna tertarik pada Andri adalah kedisiplinan dan sifatnya yang sangat low profile untuk seorang Eksekutif muda seumurannya. Tentunya yang tidak kalah menarik adalah masalah Akidah dan keimanan Andri yang selalu jadi acungan jempol semua orang yang mengenalnya. Malam itu Yenni hanya mengatakan rencananya mengajak Anna untuk pulang ke rumahnya di kampung…

Siang hari Jum’at itu Anna mulai mengumpulkan semua pakaian dan perlengkapan yang akan dibawanya. Anna dan Yenni berencana akan pulang ke rumah Yeni dalam week end kali ini. Dan pastinya Anna sangat bahagia sekali, mengingat 3 jam lagi dia akan bertemu dengan sang pujaan hati yang sudah dinanti-nanti, dan sangat ia rindukan 2 pekan terakhir ini.

Travel menuju rumah Yenni berangkat tepat pukul 15.00 WIB dan diperkirakan akan sampai di tempat tujuan pukul 18.00 WIB. dengan semangat yang menggebu dan rasa capek yang tidak diindahkannya, memuat Anna selalu riang di setiap kelakar dan canada tawanya bersama Yenni dalam 3 jam perjalanan mereka.

Travelpun berhenti di tepat pukul 18.00 WIB di terminal kota itu. Helaan nafas panjang tidak bisa dihindari Anna saat turun dan menginjakkan kaki di kota yang dia yakini akan mempertemukannya dengan seseorang yang sangat dia kasihi.

Perjalanan dari terminal ke rumah Yenni sebenarnya hanya memakan waktu 15 menit, namun sebelum menuju ke rumah mereka harus mampir dulu ke kedai P n D yang dikelola oleh orang tua Yenni. Sesampainya mereka di kedai sambutan hangat membuat badan Anna yang sangat lelah menjadi segar kembali dan melupakan semua kepenatan yang tengah dia rasakan. Dan kelakar yang penuh canda tawa serta rasa sayang yang tertuang dari sikap yang diberikan orang tua Yenni pada Anna membuat Anna merasa dia sangat di terima di keluarga tersebut.

Pukul 20.30 WIB mereka pulang ke rumah Yenni setelah menutup dulu toko. dalam perjalanan pulang yang terfikir di dalam kepala Anna hanya Andri. Sosok yang memang belum pernah menyatakan cinta padanya, namun selalu berkomunikasi dengan sangat romantis pada Anna. Dan menurut Anna itu sudah cukup untuk Ta’aruf mereka sebab yang Anna harapkan bukanlah menjadi pacar Andri, tapi ikatan yang lebih sakral di bahtera pernikahan.

Sesampai di rumah, Anna masuk ke kamar Yenni dan meletakkan tas berisi perlengkapan nya selama 3 hari di rumah Yenni. Dengan langkah yang sangat pasti Anna ke kamar mandi dan menyiram tubuhnya yang sudah gerah karena perjalanan jauh yang telah ia lewati sehari ini. Selesai mandi Anna langsung berwudhu’ untuk melaksanakan sholat Isya. Setelah ganti pakaian dan sedikit memakai wangi-wangian, Anna menunaikan sholat Isya. Waktu berjalan begitu cepat hari itu, sampai akhirnya Anna mendengar Yenni memanggilnya dari meja makan. Hidangan yang sangat lezat telah tersedia untuk menyambut Anna yang disiapkan khusus oleh Mama Eti ( mama nya Yenni ). Mama Eti sudah hafal makanan kesukaan Anna, Samba Lado Uok dan sayur Pucuk ubi makanan khas daerah asal mereka dari Sumatra Barat. Malam itu telah berkumpul di meja makan Papa Bahrul, Mama Eti, Kak Donna, Yenni, Anna, Hamda, Rafi, dan Mbak Inem. Anna awalnya ingin bertanya kemana Andri??? Namun sebelum Anna angkat bicara Rafi langsung nyerocos… ” Bang Andri lagi kencan ma pacar barunya… ” (sambil senyum-senyum menggoda ke arah Anna). Sontak wajah Anna langsung merah padam tak karuan dan semua yang mendengar langsung tertawa sambil memperhatikan pola tingkah Anna yang sudah salah tingkah. Namun Anna yakin Rafi bercanda dan sedang ingin menggodanya.

Sambil menunggu sang pujaan hati Anna menemani Yenni menonton Film Laskar Pelangi yang mereka pinjam di dekat kost-kostan mereka sebelum berangkat pulang ke rumah Yenni. Anna tidak bisa menahan air mata yang mengalir begitu saja saat mengikuti alur cerita Film tersebut. Anna sedih sekali saat tahu sangat banyak anak-anak Indonesia yang tidak tersentuh oleh keadilan di segi pendidikan. Walaupun seharusnya hal tersebut tidak boleh terjadi karena sudah ada undang-undang yang mengaturnya. Bahwa ternyata hukum rimba masih berlaku di negara Indonesia tercinta, dimana yang kuat pasti menang dan yang lemah pasti akan tersingkirkan, persis kisah cerita SD Muhammadyah Belitung dalam alur cerita Laskar Pelangi tersebut.

Pukul 22.08 WIB terdengar bunyi pintu yang dibuka dengan kunci dari luar. Jantung Anna mulai tidak stabil, dan berdetak sangat kencang sekali. Ternyata benar dugaan Anna, yang datang adalah orang yang dari sore tadi telah dinanti-nantinya. Andri sangat senang sekali melihat Yenni dan Anna. Dengan semangat yang sangat menggebu, Andri langsung duduk dan menceritakan kegiatannya 2 minggu terakhir pada Yenni dan secara tidak langsung juga pada Anna. Yenni dan Andri memang dua orang kakak-adik yang sangat kompak dan memiliki naluri bisnis yang sangat tajam. Terbukti dengan modal yang mereka pinjam kepada orang tuanya mereka telah memiliki 3 toko yang masing-masingnya menjual barang-barang yang berbeda-beda. 2 Toko mereka berada di pasar pusat, satu menjual baju-baju bermerek (seperti Butik kecil-kecilan) dimana pengadaan barang mereka beli langsung ke Jakarta setiap 2 bulan sekali dan bajunya pun limited edition, sedangkan toko mereka yang kedua dipasar itu menjual barang-barang SKATERS dan Nort Face. Sedangkan toko yang ketiga berada tidak jauh dari pasar pusat, namun di sana khusus menjual barang-barang grosiran (barang-barang yang harus dibeli dengan sistem lusinan atau kodian), yang dijual ada 3 macam barang yaitu baju, handuk, dan perlengkapan Bayi. Semuanya mereka beli langsung dari pabrik-pabrik di Bandung. Saat asyik bercerita, akhirnya Andri sadar juga kalau dia belum menyapa Anna, ” … Anna pa kabar ney??? sehat??? maaf ndri gak balas sms ana 3 hari yang lalu, ndri sedikit sibuk di kedai …”, Anna hanya tersenyum lirih, dan Andripun melanjutkan ceritanya pada Yenni. Kecewa mungkin, namun Anna tidak ingin Andri tahu, namun Yenni memang sangat sensitif dan cepat tanggap, sontak Yenni berkata “… hey ndri, Anna tu ke sini baut ketemu Lo, kok dicuekin dah??? kejam Lo!!!.. “, Andri lalu sadar dan minta maaf, Anna tanpa disadarinya meneteskan air mata yang dari semula sudah ditahannya sewaktu Andri belum menegurnya. Dengan perasaan bersalah Andri kembali minta maaf kepada Anna dan akhirnya Anna pun memaafkannya. Malam itu berakhir dengan nyanyian kemesraan (Iwan Fals) yang diiringi gitar yang dipetik oleh Andri.

Keesokan harinya saat adzan Subuh berkumandang, Anna terbangun dan mengajak Yenni untuk sholat berjamaah bersama keluarga Yenni di luar kamar. Hal ini adalah sebuah rutinitas di keluarga Yenni dimana untuk sholat Subuh selalu mereka laksanakan bersama sebelum nantinya masing-masing beraktivitas di tempatnya masing-masing. Pagi itu Andri mendapat giliran menjadi Imam, dan saat rakaat pertama selesai Surat Al-Fatihah, andri membaca Surat Ar-Rahman, sontak saat sholat air mata Anna mengalir tak tertahankan, Surat itu adalah Surat Al-Qur’an kesukaan Anna dan Anna pun pernah menceritakannya pada Andri, pada rakaan kedua Andri membacakan Surat An-Nissa ayat 1-15. Adri adalah sosok ikhwan yang sangat gigih dalam usahanya menghafal Al-Qur’an. Andri dulunya pernah menuntut ilmu di salah satu pesantren yang ternama di Sumatra Barat “Al-Ma’arif” dan 6 tahun lamanya dia belajar di pondok pesantren tersebut. Tapi sayang cita-citanya untuk kuliah di Al-Azhar, Cairo, Mesir harus disimpannya jauh-jauh sebagai kenangan disebabkan orang tuanya yang tidak mengijinkan untuk ke sana. Akhirnya Andri memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah dan terjun di dunia bisnis. Selain 3 toko yang dimilikinya bersama Yenni, Andri juga punya usaha lainnya yaitu sebuah bengkel yang khusus memodifikasi kendaraan roda dua “Vespa” terutama vespa-vespa antik dan tahun tua. Bengkel itu dia beri nama ANRICO yang dikelola oleh Yudi sepupunya. Andri awalnya Hafis Qur’an sampai 15 Jus, namun mungkin karena kesibukannya dan mungkin juga karena kelalaian hatinya akhirnya saat ini hafalannya tinggal 7 Jus. Andri menyadari selain kesibukannya, faktor yang menyebabkan hafalan ayat-ayat nya makin lama-makin berkurang adalah hatinya yang sudah tidak suci lagi, dia sudah tidak bisa menjaga hati dari penyakit hati yang salah satu nya adalah zina hati, contonya saat dia memikirkan kecantikan seorang wanita atau lain sebagainya. Tidak mungkin ayat-ayat suci yang Allah turunkan akan dihafalkan oleh orang-orang yang masih memiliki penyakit hati. Andri pernah bertekat untuk kembali mengulang hafalannya, namun itu masih tinggal rencana.

Hari itu hari Sabtu, saat pasar ramai dikunjungi pembeli dari seluruh pelosok daerah. Selesai sarapan setangkup roti, Andri, Papa Bahrul, dan Hamda sudah bersiap untuk berangkat ke pasar. Anna, Yenni, mama eti, kak Donna, dan mbak Inem masih beres-beres mulai dari kamar tidur sampai ke halaman rumah. Pukul 09.00 WIB mereka sudah berberes untuk berangkat membantu Andri ke pasar, karena pembeli akan padat pada pukul 10.00 WIB. Hari itu berlalu dengan kesibukan yang sangat melelahkan. Namun Anna sangat senang sekali karena berada dekat dengan sang pujaan hati.

Saat Adzan sholat magrib berkumandang, Anna dan Andri bergegas ke Mesjid sedang Yenni tinggal di kedai untuk menghitung Kas. Ternyata siang nya Yenni kedatangan tamu tak diundang (Haid) sehingga tidak ikut sholat ke mesjid. Sepualang dari mesjid Anna berharap Andri akan mengajaknya untuk makan malam bersama, namun sayang hal itu tidak terjadi bahkan Andri tidak berucap sepatah kata pun. Jarak Mesjid dan toko mereka tidak lah telalu jauh sehingga sangat cepat sekali mereka berada kembali di toko. Setelah semua uang di hitung dan buku Kas selesai di kerjakan, Yenni dan Andri dibantu 5 orang karyawannya menutup toko mereka yang dipasar pusat, sedang toko Grosir mereka di kelola Hamda dibantu dengan 4 orang karyawan toko.

Sesampainya di rumah ternyata sudah Adzan Isya, mereka melaksanakan sholat bejamaah dan sekarang giliran Hamda yang jadi Imamnya. Selesai sholat tanpa pamit pada Anna, Andri langsung menghidupkan Vespa antiknya dan minta ijin pada mama nya. Anna hanya bisa diam dan terpaku tanpa kata-kata. Matanya mulai berlinang dan tanpa sadar dia melangkah ke kamar dan menghempaskan badannya di atas kasur. Tangis tidak dapat dibendungnya, dan Yenni pun menghampirinya dengan berkata,, “… sabar, Andri gak bakalan kemana-mana kok bentar lagi juga pulang, lagian walaupun ini malam minggu, dia gak mungkin kencan, mo kecan ma siapa??? sundel bolong??? hehhee… pacarnya kan gak ada, yang dia punya kan cuma Anna…”, kata-kata Yenni ternyata mampu menenangkan Anna dari tangisnya. Dan setelah mencuci muka, Anna bergabung dengan semua anggota keluarga yang telah menunggunya di meja makan. Makan malam tanpa Andri lagi… desah hati Anna!!!

Malamnya disebabkan kelelahan Anna tidak dapat lagi menahan mata untuk menunggu Andri pulang, karena sampai pukul 23.00 WIB suara Vespa Andri tidak kunjung terdengar dari kejauhan.

Pukul 02.00 WIB Anna terbangun dan dia berwudhu’ untuk menunaikan Sholat Qiamul Lail, dan di akhir doannya Anna meminta pada Allah untuk di tunjukkan yang terbaik untuknya. Namun karena hatinya masih kurang tenang, akhirnya Anna memutuskan untuk sholat Istiqarah. Diakhir sholat, Anna menutupnya dengan Do’a dimana terdapat rangkaian kaliamat, “… Ya Rabb, engkaulah yang Maha tahu segalanya, yang Maha bijaksana lagi Maha penyayang, tunjukkanlah kepada hambamu yang berlumur Dosa ini jalan yang terbaik, jalan yang engkau Redhai untuk hamba tempuh, dan apabila Andri adalah Jodoh hamba yang akan mendekatkan hamba padaMu ya Allah maka dekatkanlah ia sedekat-dekatnya pada hamba, dan apabila bukan dia lah orangnya, maka hamba mohon, jauhkanlah dia dari hamba sebelum rasa ini makin lama semakin mendalam ya Allah…”. Tangisan dan uraian airmata pun tidak bisa dibendungnya, Anna menangis tersedu-sedu diakhir doanya dan ia tutup dengan Sujud Syukur.

Matanya tidak bisa dipejamkan sehabis melaksanakan sholat Qiamul Lail dan sholat Istiqarahnya, fikiran Anna melayang-layang entah kemana. Sesekali dia teringat pada tugas Anatomi yang belum diselesaikannya dan tugas tersebut akan dikumpulkan pada hari senin. Namun Anna masih bisa menghilangkan fikiran akan tugas-tugasnya itu. Anna tidak mengerti kenapa hatinya masih belum tenang juga. Akhirnya di putuskannya untuk Tilawah sambil menunggu Adzan Subuh. Pagi itu giliran Papa Bahrul yang jadi Imam sholat Subuhnya karena Rafi nginap di tempat nenek mereka. Hari minggu adalah hari yang di tunggu-tunggu oleh keluarga Yenni karena hari itu adalah hari dimana semua anggota keluarga akan berkumpul dan saling bercerita sambil mengolah hidangan untuk disantap bersama. Dan minggu kali ini karena ada tamu Istimewa maka diputuskan untuk mengadakan Barbecue party di bawah pohon depan rumah mereka. Kelakar dan canda tawa pun mulai menghiasi cerita-demi cerita yang mereka lontarkan untuk didengar seluruh anggota keluarga. Hingga akhirnya tibalah giliran Andri yang akan bercerita. Namun awalnya papa Bahrul bertanya pada Andri kenapa semalam pulangnya larut sekali. Dan Andripun mulai mengawali ceritanya dengan penjelasan bahwa semalam dia telat pulang karena habis nonton di Bioskop. Film nya mulai pukul 20.00 WIB dan berakhir pukul 23.00 WIB dan setelah itu dia harus mengantarkan dulu temannya pulang. Mendengar Andri mengatakan bahwa dia mengantarkan seseorang pulang, jantung Anna berdegup sangat kencang sekali, dan Ia tidak kuasa menahan perubahan warna muka nya. Dan mama eti pun mendesak Andri untuk bercerita tentang temannya itu, karena merasa sudah tidak bisa mengelak lagi, akhirnya Andri mengakui bahwa temannya itu seorang perempuan bernama Shinta yang sudah dikenalnya selama 1 bulan terakhir dan tadi malam adalah saat dimana Andri mengikat komitmen diantara mereka dengan menawarkan shinta untuk menjadi kekasihnya.

Seperti tersambar petir di siang hari tanpa hujan, Anna langsung berlari kedalam rumah. Perutnya sangat mual sekali dan air mata nya tidak sanggup ia bendung. Yenni mengejarnya di belakang diikuti oleh kak Donna. Sewaktu Yenni memegang kepala Anna yang sudah tidak di balut lagi dengan jilbab yang telah dilepaskannya dengan paksa setelah memasuki kamar tadi, Akhirnya Anna memeluk Yenni seerat-eratnya dan mereka pun terbawa dalam suasana sedih tak terkata. Anna tidak bisa terima dengan semua yang telah Ia dengar, namun Ia yakin ini adalah jawaban dari Sholat malamnya.

Saat sudah agak tenang, akhirnya Anna memutuskan untuk sholat sunnah 2 rakaat. Diakhir sholatnya Anna berucap di antara do’anya “… Terimakasih ya Rabb, karena engkau tidak biarkan aku menunggu dalam penantian panjang tanpa akhir, yang dapat menghancurkan ku dan masa depan ku, engkau tidak mengizinkanku terlena denga Zina hati yang dapat membuatku lalai akan perintahmu dan melakukan larangan-laranganmu…” dan akirnya Anna memutuskan untuk balik pulang ke kost-kostan mereka bersama Yenni. Sepenggal kata-kata lirih tak bermakna dari bibir Andri saat mengantar Anna dan Yenni ke depan pintu Travel “… Maafkan Aku, Anna…” namun Anna hanya membalasnya dengan senyuman dan air mata yang berlinangan. Berkelebat dalam fikiran Anna, terlalu mudah bagi seorang pria menyatakan kata “maaf” tanpa memikirkan bagaimana perasaan wanita yang telah diberinya harapan-harapan palsu dan hampa. Dan Anna juga memikirkan sebuah kesimpulan bahwa sesholeh apapun seorang pria, namun pada kodratnya mereka memiliki nafsu dunia yang kalau tidak bisa dimanagenya dengan baik maka akan menjadi bola salju yang lama kelamaan akan semakin besar dan menghancurkannya. Dan benar adanya kata-kata lama yang mengatakan bahwa ada 3 Ta yang akan menghancurkan seorang pria yaitu waniTa, harTa, dan tahTa. Dan Anna merasa bersalah bahwa dia pernah memiliki keinginan yang besar untuk menjadai Ta pertama dalam kehidupan Andri. Jawaban Allah sangat cepat untuk sholat malamnya.. Hal itu yang membuat Anna sangat bahagia.

Dan hari-hari barupun akan dimulainya dengan keyakinan akan jodoh yang telah Allah siapkan untuk nya. Dan itu adalah Rahasia Allah, Anna akan menunggu hingga waktu itu datang kepadanya dan ia akan ikhlas apabila waktu itu bukan lah sekarang. Anna yakin saat gelar Dokter telah disandangnya, mungkin akan banyak Ikhwan yang siap mendampinginya dan Anna akan berserah diri pada Allah di saat itu tiba dan menerima Ikhwan yang telah Allah pilihkan untuknya.

Anna teringat kepada sepenggal kalimat yang dibacanya di buku yang baru saja di tamatkannya ” a Thousand Splendid Suns ” karya Khaled Hosseini, disana saat Nana mengatakan pada Mariam Jo ” Hati seorang pria sangat berbeda dengan rahim Ibumu, Mariam Jo, Rahim tidak akan melar karena menampungmu. Dan pria hanya akan mengacungkan telunjuknya pada wanita saat dia sudah tidak menyukai dan membutuhkannya lalu akan mencampakkannya begitu saja”.

huff,,, Anna akhirnya menyadari bahwa benar adanya nasehat Murabbiahnya saat Liqo’ 2 pekan yang lalu. Pesan yang terngiang-ngiang dibenaknya adalah, “…ukhti, hati-hatilah dengan hati karena hati adalah sumber segala kebahagiaan dan sumber segala mala petaka. Maka sinarilah hati dengan cahaya Qur’ani dan hiasilah hati dengan kerinduan yang mendalam pada Illahirabbi…”

Mulai saat itu Anna menekuni kuliahnya dan menjadi seorang aktivis kampus yang selalu siap dan bersedia membantu sesama. Dia aktiv di berbagai organisasi sosial kesehatan dan selalu turun di setiap camp-camp kesehatan jika terjadi bencana alam di daerah-daerah yang terkena bencana Alam. Dan Anna pun telah memilih pilihan yang tepat untuk masa depannya dan keimanannya kepada Allah SWT.

Semoga bermanfaat… semua tokoh dalam cerpen ini fiktif belaka

Th3_@nt

7 April 2009

 

2 Responses to “ah… sudah lah…”

  1. buk, kirim aja ke media…

  2. Terimakasih Tuhan… Akhirnya kami bersama dan saling mencintai ! I Love You Dyan “Anna”


Leave a comment